Selasa, 31 Mei 2016

Tugas 1 matematika dan ilmu alamiah dasar



A.    GEJALA EFEK RUMAH KACA

Sinar matahari merupakan sumber utama energi bagi organisme hidup dan juga membantu menjaga suhu bumi tetap hangat. Sinar matahari yang dipancarkan ke permukaan bumi sebagian diserap dan sebagian dipantulkan kembali ke atmosfer. Sinar matahari yang dipantulkan disebut sebagai radiasi inframerah, lalu ditangkap oleh ‘gas rumah kaca’ yang membantu menjaga atmosfer tetap hangat.Gas-gas rumah kaca terdiri dari karbonmonoksida, karbondioksida, metana, dan air-uap.
Meskipun gas-gas tersebut hanya mempunyai komposisi sekitar 1% dari atmosfer, namun mereka berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekologi dan mempertahankan kehidupan di planet bumi. Tanpa kehadiran gas-gas rumah kaca, suhu bumi akan menjadi lebih rendah dari 30° C, dan tidak mungkin terdapat kehidupan di bumi. Efek rumah kaca dapat dianggap sebagai suatu proses dimana alam mempertahankan keseimbangan di atmosfer. Namun, aktivitas manusia dalam seratus tahun terakhir telah menyebabkan peningkatan persentase gas rumah kaca di atmosfer, yang pada gilirannya meningkatkan suhu rata-rata di bumi.
Di bumi , radiasi panas yang berasal dari matahri ke bumi diumpamakan seperti menembus dinding kaca pada rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak diserap seharusnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang dipantulkan kembali keruang angkasa merupakan radiasi inframerah. Radiasi inframerah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas. Gas penyerap kaca yang sangat penting adalah H2O dan CO2. H2O dan CO2 tidak bisa menyerap seluruh radiasi inframerah sehingga sebagian dipantulkan ke bumi.keadaan inilah yang menyebabkan suhu di bumi meningkat dan terjadilah pemanasan global.
Beberapa faktor yang menyebabkan efek rumah kaca :
  1. Penggundulan hutan : Penggundulan hutan dapat menyebabkan  tidak terdapat tumbuhan yang menyerap karbondiksida yang digunakan dalam proses fotosintesis. Penggundulan hutan terjadi akibat kebutuhan lahan untuk perumahan, pertanian dan berbagai macam infrastruktur.
  1. Bahan Bakar Fosil : Gas hasil pembakaran bahan bakar fosil berkontribusi terhadap penambahan gas rumah kaca yang pada gilirannya memicu pemanasan global.
  1. Peralatan listrik : Contoh peralatan listirik penghasil gas rumah kaca salah satunya adalah lemari es. Lemari es model lama menggunakan gas CFC atau  Chlorofluorocarbon. Gas CFC yang terlepas ke atmosfer dapat berperan sebagai gas rumah kaca yang memicu peningkatan suhu bumi.
  1. Pertumbuhan penduduk : Pertumbuhan penduduk adalah salah satu penyebab utama efek rumah kaca. Dengan meningkatnya populasi , dapat meningkatkan kebutuhan juga. Hal ini meningkatkan produksi dan proses industri yang menyebabkan peningkatan pelepasan gas industri yang mengkatalisis efek rumah kaca.
B. SAAT MENDUNG UDARA MENJADI PANAS
Ketika awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas) lalu berubah menjadi cair. Pada proses ini dilepaskan sejumlah panas ke udara. Awan yang mendung biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.
menurut badan meteorologi dan genetika di bandung, hali ini diakibatkan dari awan mendung yang mempersempit jumlah luas area yang tersedia untuk menyerap energi matahari . sisa energi yang tidak diserap , akan kembali ke permukaan bumi sehingga udara dimalam hari akan terasa panas.
sumber : 



Selasa, 19 April 2016

MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR


STUDI KASUS TEKNOLOGI YANG TELAH DITERAPKAN DI BIDANG KESEHATAN



Dalam wacana rujukan Mr.Low, dapat kita ketahui Flow dari rujukan Mr.Low ke rumah sakit. Berikut proses awal dalam alur rujukan Mr. Low.

  • Tahap Pertama, Mr. Low telah berkonsultasi dengan Dr. Good untuk mengatur kapan jadwal yang tepat dengan memperhatikan ketersedian kamar/ruangan dan sebagainya. Pada tahap ini Dr. Good, sebagai Onkologinya bersama staf rumah sakit bertanggung jawab atas tahap ini.
  • Tahap Kedua, adalah tahap sebelum mendaftar atau masuk rumah sakit yang disebut Preadmission. Pada tahap ini Mr. Low harus mengumpulkan data demografi dan asuransinya yang dibutuhkan untuk melakukan klaim kepada Perusahan Asuransi Mr. Low. Selain itu pada tahap ini juga pihak rumah sakit menghubungi pihak asuransi Mr.Low untuk memastikan apakah biaya rujukan ini akan dicover oleh pihak asuransi. Tahap preadmission ini sudah mulai dilakukan rekam medic.
  • Tahap Ketiga adalah tahap registrasi atau pendaftaran. Pada saat Mr.Low datang ke rumah sakit maka akan dilakukan verifikasi informasi mengenai data demografi pasien dan asuransinya. Selanjutnya, petugas akan melakukan diberikan ID dan akan diantar ke kamarnya. Selanjutnya dilakukan pengobatan kepada pasien yang dibasis oleh sistem rekam medic elektronik.
Sistem Informasi yang sudah diterapkan di rumah sakit tempat Mr.Low dirawat sudah menerapkan sistem informasi secara electronic tidak lagi menggunakan sistem secara manual seperti yang masih banyak digunakan rumah sakit di Indonesia. Rumah sakit ini benar-benar menerapkan paperless untuk sistem rekam mediknya. Dimulai dari tahap awal, yakni pada tahap preadmission dan admission kita dapat melihat koordinasi pelayanan antar staf dan professional. Dimana bagian kantor Dr.Good menghubungi Departemen Administrasi Rumah Sakit untuk mengkonfirmasi dan menyusun jadalam Mr. Low. Alur berlanjut hingga tahap admission, dimana pihak rumah sakit melakukan identifikasi data pasien, menghubungi pihak asuransin pasien, melakukan koordinasi dengan staf kamar hingga pada akhirnya pasien masuk ke dalam ruang rawat inap. Tidak berhenti disana, proses pencatatan riwayat treatment pun berlangsung secara elektronik dimana setiap diagnosa, progress, tindakan yang meliputi nursing care, medical treatment dan pelayanan tambahan direkam dalam sistem rekam medis elektronik sehingga sangat fleksibel. Disamping itu dengan adanya sistem rekam medis elektronik ini, Dr.Good selaku dokter rawat dari Mr. Low dapat berkoordinasi secara tidak langsung dengan bagian staff keperawatan maupun dari pihak radiology. Setiap tindakan yang diperintahkan oleh Dr.Good akan direspon sesuai dengan apa yang diperintahkan Dr. Good dalam sistem rekam medis elektronik tersebut.
 Salah satu kegunaan dari rekam medis adalah sebagai dasar perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis terhadap pasien. Dari kasus Mr. law diatas dapat diketahui bahwa jenis sistem pembayaran yang digunakan adalah KLAIM. Dimana distem pembayaran klaim adalah dengan sistem asuransi. Selain itu sistem billing diatas dapat dikategorikan sebagai Fully Intergrated Bill System.
Menurut Warsidianto, 2004, Fully Intergrated Bill System yaitu billing system yang terintegrasi dengan seluruh sistem rumah sakit (khususnya yang berkaitan dengan masalah keuangan). Pada billing system jenis ini semua proses yang menghasilkan charging ( berbiaya ) akan langsung tercatat di sistem, sehingga ketika pasien akan pulang, petugas billing tidak terlalu sibuk mengentry tindakan-tindakan / item-item yang di charge ke pasien dan dengan demikian waktu tunggu pasien akan semakin minim dan pelayanan bisa lebih memuaskan. Semua proses mulai dari pendaftaran, tindakan di poliklinik, penunjan, farmasi, dll akan langsung tercatat, bahkan back office (finance & akunting) akan memperoleh laporan dan data yang bisa dengan mudah dan cepat tersaji.
Setelah Mr. Low dinyatakan boleh pulang, maka Dr. Good harus menyusun atau merecord ringkasan kepulangan yang mencantumkan semua treatment yang diterima oleh Mr.Low. Setelah itu, Departemen Manajemen Informasi Kesehatan menetapkan kode untuk setiap diagnosis dan prosedur yang dilakukan. Kode-kode tinilah yang digunakan oleh Departemen Penagihan untuk mengajukan klaim asuransi kepada pihak asuransi Mr. Low.
Dibandingkan dengan sistem pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia,  mayoritas masih menggunakan sistem manual dalam pencatatan Rekam Medis Pasien. Hal ini dapat dilihat pada Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 yang menggantikan Permenkes No. 749a/MENKES/PER/XII/1989, yang menyatakan bahwa “Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik”. Pada ayat 2 pasal 2 dinyatakan bahwa “Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri”.
Hal yang menjadi masalah adalah hingga saat ini peraturan Rekam Medis Elektronik belum dirampungkan, sehingga dapat dimaklumi jika implementasinya belum merata bahkan hanya ada sedikit rumah sakit yang menggunakan sistem informasi, dan itupun sebagian besar berupa Semi Integrated Full System. Dalam Rapat Kerja Rekam Medik yang dilakukan pada bulan Maret 2011 oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI, dihasilkan beberapa rangkuman kerja yang salah satunya adalah pembuatan kebijakan atau adanya regulasi Rekam Medik Elektronik.
Menurut kami, apa yang harus dilakukan Indonesia adalah sama halnya dengan yang dilakukan oleh beberapa negara yang sukses dengan Electronic Medical Recordnya beberapa dekade lalu. Pemerintah harus merencanakan sistem, mempersiapkan sumber daya, menyediakan sarana prasarana, serta eksekusi kebijakan yang mengikat sehingga dapat terbentuk Sistem Rekam Medis Elektornik yang optimal. Ini juga menjadi sebuah tantangan berat untuk reformasi dunia kesehatan di Indonesia, disamping tuntutan Implementasi SJSN yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Jika sistem informasi kesehatan tidak berjalan dengan maksimal maka dapat dipastikan SJSN akan terhambat, karena sistem pembiayaan SJSN berupa sistem KLAIM, sama halnya dengan kasus di atas. Dengan jumlah pasien rujukan yang dapat dipastikan akan meningkat tajam (saat SJSN diterapkan), apabila sistem Informasi Kesehatan (dalam hal ini Sistem Rekam Medik Elektornik) tidak siap, maka akan sulit untuk memastikan sistem berjalan lancar.
Sumber :

Rabu, 13 April 2016

Cerita rakyat bawang merah bawang putih

Pada zaman dahulu, hiduplah sebuah keluarga yang sangat bahagia. Keluarga itu mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik, dan berhati lembut bernama Bawang Putih. Bawah Putih sangat sopan tingkah lakunya dan santun budi bahasanya. Orang tua bawang putih sangat mencintai anaknya yang cantik, rajin dan baik hati tersebut. Mereka memberikan pendidikan perilaku dan kasih sayang sehingga bawang putih tumbuh menjadi pribadi yang berbakti pada orang tua.
Pada suatu hari, terjadilah sebuah musibah yang menimpa keluarga bahagia tersebut. Ibu Bawang Putih meninggal dunia karena sakit. Bawang Putih dan Ayahnya sangat sedih dengan kejadian ini. Untuk menghilangkan kesedihan Bawang Putih, ayahnya menikah lagi, Istri baru ayahnya adalah seorang janda dan mempunyai seorang anak perempuan bernama Bawang Merah. Ia seusia dengan Bawah Putih.
Pada awalnya, mereka berdua sangat baik hati pada Bawang Putih. Namun, lama kelamaan Bawang Merah dan Ibunya mulai memperlihatkan sifat asli mereka. Ternyata mereka jahat dan selalu menindas Bawang Putih. Bawang Putih disuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah. Sedangkan mereka hanya bersantai-santai. Ayah Bawang Putih sama sekali tidak mengetahui hal ini. Karena ia selalu pergi berdagang keluar kota berbulan-bulan. Jika ayahnya pulang Bawang Putih tidak berani mengadukan perbuatan Ibu dan saudara tirinya. Nasib Bawang putih benar-benar sangat malang. Setelah ibunya meninggal, kini ayahnya pun meninggal karena sakit. BawangPutih sangat sedih. Karena ia menjadi yatim piatu dan yang membuat ia sangat sedih. Bawang Putih harus tinggal bersama ibu dan saudari tirinya. Suatu hari, ibu tirinya menyuruh Bawang Putih mencuci baju di sungai. Bawang Putih pergi menuju sungai, ketika sedang mencuci. Tanpa sadar, salah satu baju ibunya hanyut terbawa arus sungai. Bawang Putih sangat panik dan takut, karena baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Bawang Putih akhirnya kembali kerumah dan melapor kepada ibu tirinya. Ibunya sangat marah, Bawang Putih sangat sedih dan ia berjalan menyusuri aliran sungai. Ia lalu bertemu dengan seorang pemburu yang sedang minum di pinggir sungai. Ia bertanya kepada pemburu itu untuk menanyakan apakah bapak itu melihat sehelai baju yang hanyut. Bapak itu memberi tahu arah baju itu hanyut, Bawang Putih berjalan menuju arah yang di tunjuk si pemburu. Namun, baju ibunya tidak juga ketemu. Bawang Putih sudah hampir menyerah karena hari sudah mulai gelap. Ketika ia akan pulang , dari kejauhan ia melihat sebuah rumah. Bawang Putih berjalankerumah itu dan mengetuk pintu rumah lalu seorang nenek membuka pintu.
Ketika Bawang Putih melihat baju itu. Ternyata benar baju itu milik ibunya.. ia sangat berterima kasih kepada nenek itu. Karena hari sudah malam, nenek itu menyuruh Bawang Putih menginap, dan bahkan tinggal di rumahnya selama lima hari.Selama tinggal dirumah nenek itu. Bawang Putih sangat rajin. Nenek sangat senang kepadanya. Pada hari kelima ketika Bawang Putih akan pulang. Nenek itu memberikan hadiah kepada Bawang Putih karena sudah membantunya bekerja membersihkan rumah.
‘’ Bawang Putih, ini ada dua buah labu. Pilihlah salah satu.’’ Kata nenek itu.
Bawang Putih memilih labu yang kecil karena ia takut tidak kuat membawa yang besar. Setelah mengucapkan terima kasih, ia langsung bergegas pulang. Setibanya ia dirumah. Bawang Putih membelah labu itu. Ia langsung terkejut karena di dalamnya berisi intan permata dan berlian sangat banyak. Ia menceritakan kejadian itu kepada ibunya sekaligus pertemuanya dengan nenek itu. Mendengar cerita Bawang Putih, ibu tirinya langsung menyuruh Bawang Merah pergi kerumah nenek itu. Sebelum Bawang Merah pergi ibunya berpesan ‘’ Bawang Merah, pilihlah labu yang sangat besar. Di dalamnya pasti akan lebih banyak intan berlian.’’ Bawang Merah pergi kerumah nenek itu tinggal dan tinggal selama lima hari. Namun, sifat Bawang Merah sangat berbeda dengan Bawang Putih. Bawang Merah sangat malas. Ia tidak pernah membantu pekerjaan nenek. Kerjaannya hanya makan dan tidur. Akhirnya karena merasa kesal, setelah lima hari nenek menyuruh Bawang Merah pulang tanpa memberi hadiah labu.
Bawang Merah bertanya dengan ketus. ‘’ Hei nenek tua, bukankan seharusnya engkau memberiku labu?’’
Nenek itu kemudian memberikan labu yang besar kepada Bawang Merah. Maka tanpa mengucapkan terima kasih, Bawang Merah langsung bergegas pulang. Ia sangat senang karena mendapatkan labu yang lebih besar dari Bawang Putih.Setelah sampai dirumah, Bawang merah dan ibunya segera mengusir Bawang putih dari rumah. Tidak lupa mereka mengunci pintu dan jendela dari dalam. Hal ini agar tidak ada orang lain yang tahu isi dari labi besar yang dibawa Bawang Merah. Bersama ibunya, ia langsung membelah labu besar itu. Dan tebayang dalam benak mereka intan permata yang berlimpah. Namun ternyata, yang keluar dari labu tersebut bukanlahh intan permata seperti yang meraka bayangkan. Melainkan ratusan dan puluhan kelabang, kalajengking dan ular berbisa. Ratusan ekor binatang berbisa itu menyerang ibu dan Bawang Merah. Mereka pun mati digigit oleh binatang-binatang berbisa itu akibat terlalu tamak. Setelah kematian ibu dan saudara tirinya. Bawang putih hidup sebatang kara. Walaupun demikian, karena Bawang Putih anak yang rajin dan baik, dia sangat disayangi oleh masyarakat disekitarnya. Dia pun dapat hidup bahagia.
Notes Cerita rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan terutama cerita rakyat yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang tidak menyadari kalo negeri kita tercinta ini mempunyai banyak Cerita Rakyat Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar dari mulut – ke mulut yang diwariskan secara turun – temurun. Namun sekarang banyak Cerita rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita rakyat Indonesia bisa dijaga dan tidak sampai hilang dan punah.

Selasa, 12 Januari 2016

PSIKOLOGI MANAJEMEN

Andri Putri Hardiyanti
10513950
3PA08


Judul
Pengaruh job enrichment terhadap motivasi, kepuasan kerja dan komitmen organisasional pada pt. nutrifood Indonesia surabaya
Penulis
Andreas Ongkowidjojo
Tujuan Penelitian
1. Pengaruh Job Enrichment terhadap Motivasi pada karyawan PT. Nutrifood Indonesia Surabaya.
2. Pengaruh Job Enrichment terhadap Kepuasan Kerja pada karyawan PT. Nutrifood Indonesia Surabaya.
3. Pengaruh Job Enrichment terhadap Komitmen Organisasional pada karyawan PT. Nutrifood Indonesia Surabaya.
Subjek Penelitian
Karyawan PT. Nutrifood Indonesia Surabaya sebanyak 106 orang.
Metode Penelitian
Analisis regresi linear sederhana.
Definisi Operasional Variabel Dependen
Definisi operasional memberikan batasan dan memperjelas pengukuran variabel penelitian. Definisi
operasional dari masing-masing variabel sebagai berikut :
1. Job Enrichment (Pengayaan Pekerjaan)
Job Enrichment adalah adalah peningkatan kedalam sebuah pekerjaan dengan menambah tanggung
jawab untuk merencanakan, mengatur, mengendalikan, dan mengevaluasi pekerjaan (Mathis dan Jackson
2006). Menurut Hackman and Oldham (1974,1975) dalam penelitian Arocas dan Camps (2008) indikator
yang digunakan sebagai berikut:
1) Perusahaan menuntut ketrampilan karyawan dalam bekerja.
2) Perusahaan memberikan wewenang karyawan untuk mengambil keputusan otonom.
3) Perusahaan menuntut karyawannya bekerja secara disiplin dan bertanggung jawab.
2. Motivasi
Motivasi kerja adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal seseorang melakukan sesuatu atau bekerja.
(Liang Gie dalam Martoyo, 2000:165), Motivasi Kerja diukur dengan indikator sebagai berikut :
1) Tiba di kantor tepat waktu dan tidak pergi lebih awal.
2) Pekerjaan yang dilakukan adalah menarik.
3) Kemampuan untuk sukses di pekerjaan.
4) Tidak menyalahkan orang lain. Bertanggung jawab untuk bagian dalam kesalahan.
5) Memiliki pelatih / mentor yang membuat waspada & termotivasi untuk pekerjaan
6) Berharap lebih akurat dalam pekerjaan sebagai karyawan.
7) Sering berpikir / khawatir tentang masalah pekerjaan ketika di rumah.
8) berpartisipasi dalam pelatihan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi.
3. Kepuasan Kerja
Kepuasan kerja adalah keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak menyenangkan dengan
mana para karyawan memandang pekerjaan mereka (Handoko, 2001:193). Menurut Nasution, (2009)
indikator yang digunakan sebagai berikut:
1) Pekerjaan itu sendiri
2) Kualitas supervise
3) Hubungan sesama pekerja
4) Kesempatan Promosi
5) Gaji
4. Komitmen Organisasional
Komitmen organisasional adalah keinginan kuat untuk tetap sebagai anggota organisasi tertentu,
keinginan untuk berusaha keras sesuai keinginan organisasi, serta keyakinan tertentu, dan penerimaan
nilai dan tujuan organisasi (Mowday, et al., dalam Luthans, 2006:249). Menurut Sulistyawati, (2008)
indikator yang digunakan adalah sebagai berikut:
1) Kehadiran perasaan emosional dalam organisasional
2) Mengidentifikasi dan keterlibatan dalam organisasional
3) Menikmati keanggotaan dalam organisasional
Cara & Alat Mengukur Variabel Dependen
Cara dan alat yang digunakan untuk mengukur variabel dependen yaitu:
·         Cara yang digunakan untuk mengukur variabel dependen yaitu melakukan perekrutan untuk indikator remaja keturunan Cina-Amerika. Penelitian dibagi dua gelombang, gelombang pertama pada tahun 2002 dan gelombang kedua 2006.
·         Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang digunakan terdiri atas dua versi, yaitu versi bahasa Inggris dan versi bahasa China.
Definisi Operasional Variabel Independen
Variabel independen dalam penelitian ini adalah Job Enrichment adalah peningkatan kedalam sebuah pekerjaandengan menambah tanggung jawab untuk merencanakan, mengatur, mengendalikan, dan mengevaluasi pekerjaan. Menurut Simamora (2004) model karakteristik pekerjaan (job characteristic models) merupakan suatu pendekatan terhadap pemerkayaan pekerjaan (job enrichment) yang berusaha merancang pekerjaan dengan cara memuaskan kebutuhan, pengakuan, dan tanggung jawab. Pemerkayaan pekerjaan menambah sumber kepuasan kepada pekerjaan. Metode ini meningkatkan tanggung jawab, otonomi, dan kendali. Perubahan ini akan memberikan tantangan yang lebih besar bagi organisasi dan diharapkan dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.

Teknik yang dugunakan
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling, dengan kriteria repsonden telah bekerja selama lebih dari 1 tahun di karyawan PT. Nutrifood Indonesia Surabaya, serta merupakan karyawan tetap PT. Nutrifood di Surabaya.
Hasil Penelitian
1. Job enrichment berpengaruh signifikan dan positif terhadap motivasi kerja. Hal ini berarti bahwa job enrichment yang tinggi dapat meningkatkan motivasi kerja karyawan.
2. Job enrichment berpengaruh signifikan dan positif terhadap kepuasan kerja. Hal ini berarti bahwa job enrichment yang tinggi dapat meningkatkan kepuasan kerja karyawan.
3. Job enrichment berpengaruh signifikan dan positif terhadap komitmen organisasional Hal ini berarti bahwa job enrichment yang tinggi dapat meningkatkan komitmen organisasional karyawan.

PSIKOLOGI MANAJEMEN

Andri Putri Hardiyanti
10513950
3PA08


PENDAHULUAN

Dalam review jurnal kali ini, kami akan membahas jurnal yang berjudul “Kepuasan Kerja, Semangat Kerja, dan Komitmen Organisasional pada Staf Pengajar Universitas Gunadarma”. Jurnal tersebut ditulis oleh Ursa Majorsy yang diterbitkan pada bulan Desember tahun 2007 dalam Jurnal Psikologi, volume 1 nomor 1.
Dalam jurnal tersebut, penulis mulai mendefinisikan pengertian komitmen organisasional dari Robbins yang selanjutnya penulis menuliskan pendapatnya mengenai pentingnya organisasional. Dalam jurnal tersebut, penulis juga menyelipkan komponen-komponen organisasional pada teori Meyer dan Aleen (1997) yang sekaligus dijadikan pedoman oleh penulis untuk penelitian tersebut. Dalam jurnal tersebut, penulis tidak hanya menyebutkan komponen saja tetapi juga menjelaskan dari tiap komponen komponen tersebut. Selanjutnya, penulis mulai mengkaitkan komitmen organisasional dengan kepuasan kerja dan diikuti oleh pendapat Juliandi (2004). Penulis juga memasukkan beberapa pendapat mengenai kepuasan kerja. Setelah pendapat tokoh mengenai kepuasan kerja, penulis menuliskan beberapa pendapat mengenai semangat kerja. Penulis juga menuliskan beberapa faktor menurunnya semangat kerja. Diakhir pembahasan mengenai semangat kerja, penulis menuliskan empat aspek semangat kerja menurut Maier (1995).
Dalam penelitian ini, penulis melibatkan 65 orang staf pengajar Universitas Gunadarma, baik laki laki maupun perempuan. Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik sampling dan subjek penelitian adalah purposive sampling. Teknik pengambilan data dilakukan dengan mengisi kuisioner atau angket. Kuisioner terdiri dari identitas subjek, skala kepuasan kerja, skala semangat kerja, dan skala komitmen organisasional. Perhitungan uji validitas dan reliabilitas serta analisis data, penulis menggunakan Program SPSS ver 12.0
Setelah diambil data, diketahui bahwa hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini diterima, hal ini dibuktikan dengan hasil uji ANOVA atau F-Test. Diketahui bahwa untuk kepuasan kerja dan semangat kerja terhadap komitmen organisasional diperoleh nilai F sebesar 34.739 dengan tingkat signifikan 0.000 yang artinya ada pengaruh yang signifikan pada kepuasan kerja dan semangat kerja terhadap komitmen organisasional. Untuk kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional diperoleh 9.819 dengan tingkat signifikan 0.003 yang berarti ada pengaruh yang signifikan dari kepuasan kerja dan komitmen organisasional. Selanjutnya untuk semangat kerja terhadap komitmen organisasional diperoleh F sebesar 66.464 dengan tingkat signifikan 0.000 yang berarti ada pengaruh antara semangat kerja dan komitmen organisasional. Tidak hanya menunjukan hubungan antar variabel, penulis juga menunjukkan hasil dari penelitian tersebut. Pada bagian kesimpulan, penulis menunjukkan adanya pengaruh dari semangat kerja dan kepuasan kerja terhadap komitmen organisasional.

*PENDAPAT

Menurut kami jurnal tersebut sudah baik, baik dari segi materi maupun dari segi penelitian. Namun, menurut kami penulis kurang banyak menuliskan definisi dari tokoh tokoh mengenai komitmen organisasional, semangat kerja, dan kepuasan kerja yang apabila ditambahkan bisa diharapkan agar pembaca dapat membuat suatu kesimpulan mengenai definisi komitmen organisasional, semangat kerja, dan kepuasan kerja.

Kamis, 31 Desember 2015

PSIKOLOGI MANAJEMEN

Nama : Andri Putri Hardiyanti
NPM : 10513950
Kelas : 3PA08


PENDAHULUAN

Dalam pembahasan kali ini, kami akan membahas mengenai jurnal motivasi yang berjudul “Hubungan Orientasi Belajar dengan Motivasi Berprestasi Mahasiswa Psikologi Gunadarma”. Jurnal ini ditulis oleh Yulifa Taslima dan Dr. Awaluddin Tjalla dari fakultasi psikilogi Universitas Gunadarma. Dalam bagian abstark, diketahui bahwa tujuan dari penulisan jurnal ini adalah untuk untuk mengetahui gambaran motivasi berprestasi mahasiswa dan untuk mengetahui hubungan orientasi belajar dengan motivasi belajar mahasiswa psikologi.

Dalam bagian pendahuluan, penulis mengemukakan masalah yang dihadapi oleh mahasiswa saat ini yang masalah ini juga ditemukan oleh Winkel (1991), masalah tersebut bernama “krisis motivasi” dimana individu sudah cenderung melalaikan pekerjaan tugas-tugas, pekerjaan rumah, menunda persiapan ulangan, berkurangnya perhatian pada waktu belajar, serta adanya pandangan asal lulus dan asal cukup. Hal ini rupanya dipicu oleh adanya dunia kerja, dimana para perusahaan menuntut karyawannya yang berpendidikan minimal sarjana. Pada perguruan tinggi, individu diberikan banyak kebebasan seperti menyusun jadwal kelas, memilih banyaknya mata kuliah yang akan diambil selain itu memungkinkan adanya beberapa mata kuliah yang membuat mahasiswa tidak disiplin yang mengakibatkan salah satunya untuk menitip daftar kehadiran kelas. Hal itu rupanya dinilai oleh penulis juga dapat mengakibatkan krisis motivasi. Penulis memberikan definisi dari motivasi yang diambil dari pendapat Donald (dalam Hardji dan Badjuri, 2004) serta Gage dan Barliner (2002). Dari pendapat para tokoh tersebut, penulis menyimpulkan bahwa motivasi adalah tingkah laku manusia yang ditampilkan untuk mencapai tujuan tertentu digerakkan dan diarahkan oleh motivasi. Menurut penulis, motivasi yang harus dimiliki mahasiswa ialah motivasi berprestasi. Motivasi berprestasi tidak berdiri sendiri, terdapat banyak proses dan usaha yang harus dilalui.

Dalam pembahasan selanjutnya, penulis menuliskan definisi dari orientasi belajar dan motivasi belajar dari beberapa tokoh. Dalam pembahasan tersebut, penulis juga menulis karakteristik dari orientasi belajar dan ciri ciri individu yang memiliki motivasi belajar. Selanjutnya penulis menjelaskan mengenai langkah langkah penelitian yang diambilnya. Penulis mengambil subjek mahasiswa berusia 20-23 tahun dari fakultas psikologi Gunadarma tahun angkatan 2003-2005. Penulis mengambil teknik purposive sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan skala orientasi belajar dan skala motivasi belajar. Dari hasil penelitian, ditemukan bahwa pada skala orientasi belajar, diketahui nilai statistik sebesar 0,064 dengan nilai signifikasi sebesar 0,200 (p<0,01). Sedangkan pada skala motivasi berprestasi diketahui nilai statistik sebesar 0,110 dengan nilai signifikasi sebesar 0,037 (p<0,01). Berdasarkan kedua skala tersebut, diketahui bahwa distribusi skor keduanya adalah normal. Berdasarkan dari data diatas, diketahui nilai koefisien korelasi sebesar r=+,557 dengan nilai signifikasi sebesar 0,000 (p<0,01), yang berarti hipotesis tersebut dapat diterima dan memiliki hubungan yang positif.

Ø  Pendapat

Menurut kami jurnal tersebut sudah baik, baik dari definisi maupun dari langkah langkah penelitian. Akan tetapi, menurut kami penulis menuliskan kesimpulan dari keseluruhan penelitian sehingga pembaca lebih mengerti dari penelitian yang telah dilaksanakan.