SEJARAH ARTIFICIAL INTELLIGENCE
Artificial
intelligence merupakan inovasi baru di bidang ilmu
pengetahuan. Mulai ada sejak muncul komputer modern, yakni pada 1940 dan 1950.
Ilmu pengetahuan komputer ini khusus ditujukan dalam perancangan otomatisasi
tingkah laku cerdas dalam sistem kecerdasan komputer.
Pada
awalnya, kecerdasan buatan hanya ada di universitas-universitas dan
laboratorium penelitian, serta hanya sedikit produk yang dihasilkan dan
dikembangkan. Menjelang akhir 1970-an dan 1980-an, mulai dikembangkan secara
penuh dan hasilnya berangsur-angsur dipublikasikan di khalayak umum.
Permasalahan di dalam kecerdasan buatan akan selalu bertambah dan berkembang
seiring dengan laju perkembangan zaman menuju arah globalisasi dalam setiap
aspek kehidupan manusia, yang membawa persoalan-persoalan yang semakin beragam
pula.
Program
kecerdasan buatan lebih sederhana dalam pengoperasiannya, sehingga banyak
membantu pemakai. Program konvensional dijalankan secara prosedural dan kaku,
rangkaian tahap solusinya sudah didefinisikan secara tepat oleh pemrogramnya. Sebaliknya,
pada program kecerdasan buatan untuk mendapatkan solusi yang memuaskan
dilakukan pendekatan trial and error, mirip seperti apa yang dilakukan oleh
manusia.
Pada
awal abad 17, René
Descartes mengemukakan
bahwa tubuh hewan bukanlah apa-apa melainkan hanya mesin-mesin yang rumit. Blaise Pascal menciptakan mesin penghitung digital
mekanis pertama pada 1642. Pada 19, Charles
Babbage dan Ada Lovelace bekerja pada mesin penghitung mekanis
yang dapat diprogram. Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead menerbitkan Principia Mathematica,
yang merombak logika formal. Warren McCulloch dan Walter Pitts menerbitkan "Kalkulus Logis
Gagasan yang tetap ada dalam Aktivitas " pada 1943 yang meletakkan pondasi
untuk jaringan syaraf. Tahun 1950-an adalah periode usaha aktif dalam AI.
Program AI pertama yang bekerja ditulis pada 1951 untuk menjalankan mesin Ferranti Mark I di University of
Manchester (UK): Sebuah program permainan naskah yang ditulis oleh Christopher Strachey dan program permainan catur yang
ditulis oleh Dietrich Prinz. John
McCarthy membuat istilah "kecerdasan buatan " pada konferensi pertama
yang disediakan untuk pokok persoalan ini, pada 1956. Dia juga menemukan bahasa
pemrograman Lisp. Alan Turingmemperkenalkan "Turing
test" sebagai
sebuah cara untuk mengoperasionalkan test perilaku cerdas. Joseph Weizenbaum membangun ELIZA, sebuah chatterbot yang menerapkan psikoterapi Rogerian.
HUBUNGAN ARTIFICIAL
INTELLIGENCE DAN KOGNISI MANUSIA
Artificial
intelligence adalah salah satu bagian ilmu komputer yang
membuat agar mesin (komputer) dapat melakukan pekerjaan seperti dan sebaik yang
dilakukan oleh manusia. Kecerdasan buatan juga merupakan suatu sistem informasi
yang berhubungan dengan penangkapan, pemodelan dan penyimpanan kecerdasan
manusia dalam sebuah sistem teknologi informasi sehingga sistem tersebut
memiliki kecerdasan seperti yang dimiliki manusia. Sistem ini dikembangkan
untuk mengembangkan metode dan sistem untuk menyelesaikan masalah, biasanya
diselesaikan melalui aktifivitas intelektual manusia, misal pengolahan citra,
perencanaan, peramalan dan lain-lain, meningkatkan kinerja sistem informasi
yang berbasis komputer.
Artificial
intelligence merupakan suatu sistem yang membuat mesin
secerdas manusia. Untuk itu, sistem ini harus berpedoman pada sistem kognisi
manusia, yaitu cara berfikir manusia, cara manusia bernalar, mengenali suatu
stimulus, memecahkan masalah, mengingat, dan mengambil keputusan serta merespon
dan bertindak. Dengan demikian para peneliti ilmu ini dapat membuat suatu
sistem, aplikasi, atau program yang dapat melakukan pekerjaan-pekerjaan manusia
dengan lebih baik, menggunakan perangkat mesin yang canggih untuk mempermudah
pekerjaan manusia dikehidupan nyata.
DAFTAR
PUSTAKA
Kusumadewi, S. (2003). Artificial Intelligence (Teknik dan
Aplikasinya). Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Kusrini. 2006. Sistem pakar, teori
dan aplikasi. Pengantar kecerdasan buatan. Yogyakarta:
Andi.
Solso R.L, Machlin O.H & Machlin
M.K. (2007). Psikologi Kognitif, Terjemahan: Rahardanto M. & Batuadji K. Jakarta : Erlangga.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar