Selasa, 20 Oktober 2015

PSIKOLOGI MANAJEMEN



ANDRI PUTRI HARDIYANTI
10513950
SOFTSKILL (PSIKOLOGI MANAJEMEN)
 

BAB I
PENDAHULUAN

      A.  Latar Belakang
Kita adalah bagian dari masyarakat yang dipimpin oleh seorang presiden dan wakil presiden. Seorang presiden memiliki wewenang dan kekuasaan dalam menjaga suatu keutuhan negara. Namun bukan hanya presiden saja yang memiliki kekuasaan. Beberapa individu akan mendapat kekuasaan dan wewenang dalam mengatur sesuatu. Hal ini dapat kita lihat dari perbedaan tingkat dan status sosialnya. Semakin tinggi status dan tingkatnya, maka makin tinggi pula wewenang dan kekuasaan yang mereka miliki. Saat ini kita sering melihat bagaimana orang dengan status dan tingkat yang tinggi tidak menggunakan dan memanfaatkan kekuasaan yang ia miliki dengan baik. Mereka memanfaatkan kekuasaan yang ia miliki hanya untuk kesenangan pribadi saja dan bukan untuk masyarakat banyak.
Di bahasan sebelumnya, kami sudah membahas mengenai wewenang. Pada bahasan kali ini kami akan membahas mengenai kekuasaan. Semoga dengan adanya informasi yang kami berikan ini dapat membantu bagi mereka yang membacanya.

     B. Rumusan masalah
   1.      Definisi kekuasaan 
   2.      Sumber-sumber kekuasaan

      C. Tujuan masalah
     Memahami dan menjelaskan tentang definisi kekuasaan serta sumber-sumber kekuasaan menurut French dan Raven.

BAB II
TEORI

       A. Definisi Kekuasaan
      Kekuasaan selalu diidentikan dengan kata “pemimpin”. Pemimpin memiliki pengaruh yang besar terhadap lingkungan yang ia kendalikan. Bagus atau tidaknya suatu lingkungan dapat kita lihat dari bagaimana pemimpin menggunakan kekuasaannya. Namun kita tidak dapat menyalahkan pemimpin begitu saja, masyarakat yang dipimpin oleh individu tersebut harus juga bergerak. Apabila dirasa pemimpinnya kurang bijak dalam menggunakan kekuasaannya, maka masyarakat tersebut harus berusaha membantu dan memperbaikinya. Max Weber (1962) dalam bukunya yang berjudul Basic Concepts in Sociology mengatakan bahwa kekuasaan sebagai peluang yang terjadi dalam suatu hubungan sosial yang memungkinkan seseorang mendapatkan apa yang ia inginkan walaupun terdapat resistensi. Disini kita dapat melihat bahwa suatu kekuasaan mungkin saja dapat membuat dan menjalin sebuah hubungan sosial yang baik baik didalam maupun diluar area kekuasaannya. Jika dapat memperluas hubungan sosial sampai keluar area kekuasannya maka semakin terbuka lebar untuk menjalin kerjasama yang baik antar dua pihak.
Jika kita mengacu pada definisi politik, Stephen Robbins (2007) dalam bukunya yang berjudul Organizational Behavior memberikan definisi bahwa kekuasaan sebagai kapasitas yang dimiliki seseorang untuk mempengaruhi orang lain agar bertingkah laku  sesuai dengan apa yang ia kehendaki. Mengacu pada definisi diatas kita dapat menyimpulkan bahwa kekuasaan bisa saja memberikan dampak kepada orang lain yang seharusnya orang lain tidak melakukan itu. Dalam arti adanya pengaruh dapat membuat seseorang tidak bertindak secara alamiah.

      B. Sumber-Sumber Kekuasaan Menurut French dan Raven
 
         Psikolog sosial Michigan, French dan Raven menggunakan definisi yang sama dalam membahas teori lapangannya Lewin mengenai kekuasaan. Menurutnya kekuasaan adalah kemampuan potensial dari seseorang atau sekelompok orang untuk mempengaruhi yang lainnya didalam system yang ada (dalam Roderick Martin: 71). Tetapi penghalusan terhadap konsep Weber yang kini tampaknya paling menonjol disodorkan oleh Dahrendorf dan Blau. Merekalah yang berhasil menembus kelemahan tertentu yang ada pada teori-teori Weber, sebagaimana yang tampak umumnya pada pengembangan pendekatan Weber.
Setelah secara blak-blakan mendukung definisi Weber, kemudian Dahrendorf mengemukakan bahwa “kekuasaan adalah milik kelompok, milik individu-individu daripada milik struktur sosial”, (dalam Roderick Martin: 71). Perbedaan yang penting adalah kekuasaan dengan otoritas terletak pada kenyataan bahwa kalau kekuasaan pada hakekatnya diletakan pada kepribadian individu, maka otoritas selalu dikaitkan dengan posisi atau peranan sosial-kekuasaan, selalu merupakan suatu hubungan yang faktual, sedangkan otoritas merupakan suatu hubungan yang logis.

Perumusan yang menghilangkan wujud hubungan kekuasaan yang tidak terstruktur atau yang terjadi secara berulang-ulang ini merupakan sumber utama yang memunculkan konflik sosial.

French dan Raven mendefinisikan kekuasaan berdasarkan pada pengaruh dan pengaruh berdasarkan pada pengubahan psikologis. Pengaruh adalah pengendalian yang dilakukan oleh seseorang dalam organisasi maupun dalam masyarakat terhadap orang lain. Konsep penting atas  dasar gagasan ini adalah bahwa kekuasaan merupakan pengaruh laten (terpendam), sedangkan pengaruh merupakan kekuasaan dalam kenyataan yang direalisasikan. French dan Raven mengidentifikasikan lima sumber basis kekuasaan.

1.    Kekuasaan balas jasa (reward power)
2.    Kekuasaan paksaan (coercive power)
3.    Kekuasaan sah (legitimate power)
4.    Kekuasaan ahli (expert power)
5.    Kekuasaan panutan (referent power)
Robbins (2007) juga memaparkan klasifikasi kekuasaan dari French dan Raven (1959). Berdasarkan  sumbernya yaitu kekuasaan formal dan personal. Kekuasaan formal merupakan kekuasaan yang berasal dari posisi formal individu pada suatu organisasi. Kekuasaan formal dapat bersumber coercive power, reward power, dan legitimate power. Sementara kekuasaan personal merupakan kekuasaan yang muncul dari karakteristik individu. Kekuasaan personal dapat berasal dari expert power dan referent power.


DAFTAR PUSTAKA
Leavitt, J.H., 1992 Psikologi Manajemen, Alih Bahasa Zarkasi, M., Jakarta: Penerbit Erlangga 
Salehudin, Imam (2009) The 6th Power: Social/Network Power Pengembangan Konsep Social
Capital pada Konteks Perilaku Individu. Manajemen Usahawan Indonesia. No. 03/TH. XXXVIII 2009. ISSN:
03029859

Rabu, 14 Oktober 2015

TUGAS 2 : PSIKOLOGI MANAJEMEN

Andri Putri Hardiyanti
10513950
SOFTSKILL (PSIKOLOGI MANAJEMEN)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

        Perilaku adalah merupakan perbuatan/tindakandan perkataan seseorang yang sifatnyadapatdiamati, digambarkandandicatatoleh orang lainataupun orang yang melakukannya. Perilaku individu atau sekelompok individu yang tidak sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku secara umum dalam masyarakat sering terjadi dalam kehidupan kita sehari-hari. Teori ini dikemukakan oleh Edwin M.Lemert, menurutnya seseorang berperilaku menyimpang karena proses labeling yang diberikan masyarakat kepadanya. Labeling adalah pemberian julukan, cap, etiket, ataupun kepada seseorang. Pada awalnya seseorang melakukan “penyimpangan primer” karena itu sang pelaku penyimpangan mendapatkan cap (labeling) dari masyarakat. Karena adanya label tersebut, maka sang pelaku mengidentifikasikan dirinya sebagai penyimpang dan mengulangi lagi penyimpangan itupun menjadi suatu kebiasaan atau gaya hidup bagi pelakunya

B.     Rumusan Masalah

1               1. Definisi Pengaruh
2               2. Kunci-kunci perubahan perilaku
3               3. Faktor yang mempengaruhi perilaku
4               4. Definisi Wewenang


C.     Tujuan Masalah

       Dapat memahami dan menjelaskan definisi pengaruh, macam-macam kunci perubahan perilaku, faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku, serta menjelaskan definisi wewenang.


BAB II
TEORI

2. MEMPENGARUHI PERILAKU
     A. Definisi Pengaruh
·         Middlebrook
Pengalaman Pribadi,pengalaman yang telah lalu maupun yang sedang kita alami ternyata memiliki pengaruh pada penghayatan kita terhadap suatu objek psikologi tertentu.
·         Freud
Faktor Emosional, suatu sikap tertentu terkadang merupakan suatu pernyataan yang di landasi oleh emosi yang fungsinya sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego.
·         Azwar (1995)
Media massa,informasi baru mengenai sesuatu hal dapat memberikan landasan kognitif baru bagi terbentuknya sikap terhadap informasi tersebut.

     B. Kunci-kunci perubahan perilaku
Teori keseimbangan
Meliputi tekanan konsistensi di antara akibat-akibat dalam sistem kognitif yang sederhana.
Teori konsistensi kognitif-afektif
Bahwa pengetahuan ataupun keyakinan seseorang tentang suatu fakta tertentu sebagian di tentukan oleh pilihan afeksinya.
Teori ketidaksesuaian
Bahwa sikap akan berubah untuk mempertahankan konsistensinya dengan perilaku nyatanya.
Teori atribusi
Bahwa perubahan perilaku yang dilakukan seseorang memungkinkan timbulnya kesimpulan pada orang tersebut bahwa sikapnya telah berubah.

    C. Bagaimana mempengaruhi perilaku berbagai model
      1.  Faktor Internal
Tingkah laku manusia adalah corak kegiatan yang sangat dipengaruhi oleh faktor yang ada dalam dirinya. Faktor-faktor intern yang dimaksud antara lain jenis ras/keturunan, jenis kelamin, sifat fisik, kepribadian, bakat, dan intelegensia. Faktor-faktor tersebut akan dijelaskan secara lebih rinci seperti di bawah ini.
a.       Jenis Ras/ Keturunan
Setiap ras yang ada di dunia memperlihatkan tingkah laku yang khas. Tingkah laku khas ini berbeda pada setiap ras, karena memiliki ciri-ciri tersendiri. Ciri perilaku ras Negroid antara lain bertemperamen keras, tahan menderita, menonjol dalam kegiatan olah raga.
Ras Mongolid mempunyai ciri ramah, senang bergotong royong, agak tertutup/pemalu dan sering mengadakan upacara ritual. Demikian pula beberapa ras lain memiliki ciri perilaku yang berbeda pula.
b.      Jenis Kelamin
Perbedaan perilaku berdasarkan jenis kelamin antara lain cara berpakaian, melakukan pekerjaan sehari-hari, dan pembagian tugas pekerjaan. Perbedaan ini bisa dimungkikan karena faktor hormonal, struktur fisik maupun norma pembagian tugas. Wanita seringkali berperilaku berdasarkan perasaan, sedangkan orang laki-laki cenderug berperilaku atau bertindak atas pertimbangan rasional.
c.       Sifat Fisik
Kretschmer Sheldon membuat tipologi perilaku seseorang berdasarkan tipe fisiknya. Misalnya, orang yang pendek, bulat, gendut, wajah berlemak adalah tipe piknis. Orang dengan ciri demikian dikatakan senang bergaul, humoris, ramah dan banyak teman
d.      Kepribadian
Kepribadian adalah segala corak kebiasaan manusia yang terhimpun dalam dirinya yang digunakan untuk bereaksi serta menyesuaikan diri terhadap segala rangsang baik yang datang dari dalam dirinya maupun dari lingkungannya, sehingga corak dan kebiasaan itu merupakan suatu kesatuan fungsional yang khas untuk manusia itu. Dari pengertian tersebut, kepribadian seseorang jelas sangat berpengaruh terhadap perilaku sehari-harinya
e.       Intelegensia
Intelegensia adalah keseluruhan kemampuan individu untuk berpikir dan bertindak secara terarah dan efektif. Bertitik tolak dari pengertian tersebut, tingkah laku individu sangat dipengaruhi oleh intelegensia. Tingkah laku yang dipengaruhi oleh intelegensia adalah tingkah laku intelegen di mana seseorang dapat bertindak secara cepat, tepat, dan mudah terutama dalam mengambil keputusan.
f.       Bakat
Bakat adalah suatu kondisi pada seseorang yang memungkinkannya dengan suatu latihan khusus mencapai suatu kecakapan, pengetahuan dan keterampilan khusus, misalnya berupa kemampuan memainkan musik, melukis, olah raga, dan sebagainya.

2.      Faktor Eksternal
a.       Pendidikan
Inti dari kegiatan pendidikan adalah proses belajar mengajar. Hasil dari proses belajar mengajar adalah seperangkat perubahan perilaku. Dengan demikian pendidikan sangat besar pengaruhnya terhadap perilaku seseorang. Seseorang yang berpendidikan tinggi akan berbeda perilakunya dengan orang yang berpendidikan rendah.
b.      Agama
Agama akan menjadikan individu bertingkah laku sesuai dengan norma dan nilai yang diajarkan oleh agama yang diyakininya.
c.       Kebudayaan
diartikan sebagai kesenian, adat istiadat atau peradaban manusia. Tingkah laku seseorang dalam kebudayaan tertentu akan berbeda dengan orang yang hidup pada kebudayaan lainnya, misalnya tingkah laku orang Jawa dengan tingkah laku orang Papua.
d.      Lingkungan
adalah segala sesuatu yang ada di sekitar individu, baik lingkungan fisik, biologis, maupun sosial. Lingkungan berpengaruh untuk mengubah sifat dan perilaku individu karena lingkungan itu dapat merupakan lawan atau tantangan bagi individu untuk mengatasinya. Individu terus berusaha menaklukkan lingkungan sehingga menjadi jinak dan dapat dikuasainya.
e.       Sosial Ekonomi
Status sosial ekonomi seseorang akan menentukan tersedianya suatu fasilitas yang diperlukan untuk kegiatan tertentu, sehingga status sosial ekonomi ini akan mempengaruhi perilaku seseorang.

   D.  Wewenang
        Secara etimologis, kata wewenang berasal dari kata dasar “wenang” dan merupakan terjemahan dari competentie (Bahasa Inggris) atau bevoegdheid serta gezag (Bahasa Belanda). Dalam kamus besar Bahasa Indonesia wewenang diartikan sebagai hak dan kekuasaan untuk bertindak. Pengertian itu tidak sama dengan pengertian yang dikemukakan oleh para ahli hukum. Menurut Prajudi Atmosudirdjo, seorang ahli pada bidang hukum administrasi berpendapat tentang pengertian wewenang, dalam kaitannya dengan kewenangan sebagai berikut:
     Kewenangan (authority,gezag) adalah apa yang disebut “kekuasaan formal”, kekuasaan yang berasal dari kekuasaan legislatif (diberi oleh undang-undang) atau dari kekuasaan eksekutif administratif. Kewenangan dimaksud biasanya terdiri atas beberapa wewenang (kekuasaan terhadap segolongan orang-orang tertentu atau kekuasaan terhadap sesuatu bidang pemerintahan atau bidang urusan) tertentu yang bulat, sedangkan wewenang hanya mengenai sesuatu onderdil tertentu saja.

DAFTAR PUSTAKA

Dr. I Made Arya Utama, S.H..M.H (Hukum Lingkungan)
Mar’at. 1984. SIKAP MANUSIA PERUBAHAN SERTA PENGUKURANNYA. Bandung: Ghalia Indonesia.

Minggu, 04 Oktober 2015

TUGAS 1 : Psikologi Manajemen

ANDRI PUTRI HARDIYANTI
10513950
SOFTSKILL (PSIKOLOGI MANAJEMEN)


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Komunikasi merupakan aktifitas dasar manusia. Melalui komunikasi manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan seharihari di rumah ditempat kerja, pasar, masyarakat, atau dimanapun manusia berada. Tidak ada manusia yang tidak ada terlibat dalam komunikasi. Komunikasi begitu sangat penting dalam kehidupan manusia, karena harus diakui bahwa manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain, dengan berkomunikasi secara efektif maka, kegitan-kegitan yang sering dilakukan manusia bisa berjalan dengan baik. Tanpa adanya komunikasi dengan baik mengakibatkan ketidak teraturan dalam melakukan kegiatan sehari-hari baik itu di rumah maupun dalam suatu organisasi, perusahaan dan dimanapun manusia itu berada. 

B.     Rumusan Masalah

      1. Definisi komunikasi
      2. Dimensi Komunikasi

C.     Tujuan Masalah

    Dapat memahami dan menjelaskan definisi komunikasi, dimensi komunikasi yang meliputi Isi, Kebisingan, Jaringan dan Arah.


BAB II
TEORI

A.    Definisi Komunikasi

Komunikasi adalah proses penyampaian pesan kepada orang lain. Itu definisi, makna, arti, atau pengertian komunikasi (communication) secara praktis atau dalam praktik kehidupan sehari-hari. Pesan (message) itu bisa berupa informasi, pemberitahuan, keterangan, ajakan, imbauan, bahkan provokasi atau hasutan. Kata kunci dalam komunikasi adalah pesan itu. Dari pesan itulah sebuah proses komunikasi dimulai. Komunikasi terjadi karena ada pesan yang ingin atau harus disampaikan kepada pihak lain.

        1. Definisi komunikasi menurut para ahli :

a. Everett M. Rogers, Komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud untuk mengubah tingkah laku mereka. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.) (Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar , 2005, hal 62, Dedy Mulyana)

b. Rogers & D. Lawrence Kincaid, 1981, Komunikasi adalah suatu proses dimana dua orang atau lebih membentuk atau melakukan pertukaran informasi dengan satu sama lainnya, yang pada gilirannya akan tiba pada saling pengertian yang mendalam. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)

c. Shannon & Weaver, 1949, Komunikasi adalah bentuk interaksi manusia yang saling pengaruh mempengaruhi satu sama lainnya, sengaja atau tidak sengaja. Tidak terbatas pada bentuk komunikasi menggunakan bahasa verbal, tetapi juga dalam hal ekspresi muka, lukisan, seni, dan teknologi. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 20, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)

d. David K. Berlo, 1965 Ilmu pengantar komunikasi Komunikasi sebagai instrumen dari interaksi sosial berguna untuk mengetahui dan memprediksi setiap orang lain, juga untuk mengetahui keberadaan diri sendiri dalam memciptakan keseimbangan dengan masyarakat. (pengantar Ilmu komunikasi, 1998, hal 3, Prof. Dr. Hafied Cangara, M. Sc.)


B.     Dimensi Komunikasi

            1. Isi
Dimensi isi disandi secara verbal dan menunjukkan muatan (isi) komunikasi, yaitu apa yang dikatakan. Dalam komunikasi massa, dimensi isi merujuk pada isi pesan.

            2. Kebisingan
Kebisingan adalah tinggi rendahnya suara yaang terdengar dalam melakukan komunikasi.

            3. Jaringan
Jaringan adalah sejauh mana seseorang meluaskan jangkauan informasinya dalam melakukan komunikasi. Diantaranya ada komunikasi yang bergantung  pada (jaringan satelit).

            4. Arah
Komunikasi dalam konteks ini dibagi menjadi dua, yaitu komunikasi satu arah dan komunikasi dua arah. Komunikasi satu arah merupakan satu orang memberikan informasi kepada orang lainnya tanpa ada timbal balik, sedangkan komunikasi dua arah merupakan komunikasi dimana satu orang memberikan informasi ke orang lain, dan orang lain juga memberikan informasi, sehingga terjadi pertukaran informasi diantara keduanya.




DAFTAR PUSTAKA

Munandar, Ashar Sunyoto. 2008. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).
 Effendy,Onong,  Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek, Bandung: Remaja Rosdakarya, 1994.