Selasa, 19 April 2016

MATEMATIKA DAN ILMU ALAMIAH DASAR


STUDI KASUS TEKNOLOGI YANG TELAH DITERAPKAN DI BIDANG KESEHATAN



Dalam wacana rujukan Mr.Low, dapat kita ketahui Flow dari rujukan Mr.Low ke rumah sakit. Berikut proses awal dalam alur rujukan Mr. Low.

  • Tahap Pertama, Mr. Low telah berkonsultasi dengan Dr. Good untuk mengatur kapan jadwal yang tepat dengan memperhatikan ketersedian kamar/ruangan dan sebagainya. Pada tahap ini Dr. Good, sebagai Onkologinya bersama staf rumah sakit bertanggung jawab atas tahap ini.
  • Tahap Kedua, adalah tahap sebelum mendaftar atau masuk rumah sakit yang disebut Preadmission. Pada tahap ini Mr. Low harus mengumpulkan data demografi dan asuransinya yang dibutuhkan untuk melakukan klaim kepada Perusahan Asuransi Mr. Low. Selain itu pada tahap ini juga pihak rumah sakit menghubungi pihak asuransi Mr.Low untuk memastikan apakah biaya rujukan ini akan dicover oleh pihak asuransi. Tahap preadmission ini sudah mulai dilakukan rekam medic.
  • Tahap Ketiga adalah tahap registrasi atau pendaftaran. Pada saat Mr.Low datang ke rumah sakit maka akan dilakukan verifikasi informasi mengenai data demografi pasien dan asuransinya. Selanjutnya, petugas akan melakukan diberikan ID dan akan diantar ke kamarnya. Selanjutnya dilakukan pengobatan kepada pasien yang dibasis oleh sistem rekam medic elektronik.
Sistem Informasi yang sudah diterapkan di rumah sakit tempat Mr.Low dirawat sudah menerapkan sistem informasi secara electronic tidak lagi menggunakan sistem secara manual seperti yang masih banyak digunakan rumah sakit di Indonesia. Rumah sakit ini benar-benar menerapkan paperless untuk sistem rekam mediknya. Dimulai dari tahap awal, yakni pada tahap preadmission dan admission kita dapat melihat koordinasi pelayanan antar staf dan professional. Dimana bagian kantor Dr.Good menghubungi Departemen Administrasi Rumah Sakit untuk mengkonfirmasi dan menyusun jadalam Mr. Low. Alur berlanjut hingga tahap admission, dimana pihak rumah sakit melakukan identifikasi data pasien, menghubungi pihak asuransin pasien, melakukan koordinasi dengan staf kamar hingga pada akhirnya pasien masuk ke dalam ruang rawat inap. Tidak berhenti disana, proses pencatatan riwayat treatment pun berlangsung secara elektronik dimana setiap diagnosa, progress, tindakan yang meliputi nursing care, medical treatment dan pelayanan tambahan direkam dalam sistem rekam medis elektronik sehingga sangat fleksibel. Disamping itu dengan adanya sistem rekam medis elektronik ini, Dr.Good selaku dokter rawat dari Mr. Low dapat berkoordinasi secara tidak langsung dengan bagian staff keperawatan maupun dari pihak radiology. Setiap tindakan yang diperintahkan oleh Dr.Good akan direspon sesuai dengan apa yang diperintahkan Dr. Good dalam sistem rekam medis elektronik tersebut.
 Salah satu kegunaan dari rekam medis adalah sebagai dasar perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis terhadap pasien. Dari kasus Mr. law diatas dapat diketahui bahwa jenis sistem pembayaran yang digunakan adalah KLAIM. Dimana distem pembayaran klaim adalah dengan sistem asuransi. Selain itu sistem billing diatas dapat dikategorikan sebagai Fully Intergrated Bill System.
Menurut Warsidianto, 2004, Fully Intergrated Bill System yaitu billing system yang terintegrasi dengan seluruh sistem rumah sakit (khususnya yang berkaitan dengan masalah keuangan). Pada billing system jenis ini semua proses yang menghasilkan charging ( berbiaya ) akan langsung tercatat di sistem, sehingga ketika pasien akan pulang, petugas billing tidak terlalu sibuk mengentry tindakan-tindakan / item-item yang di charge ke pasien dan dengan demikian waktu tunggu pasien akan semakin minim dan pelayanan bisa lebih memuaskan. Semua proses mulai dari pendaftaran, tindakan di poliklinik, penunjan, farmasi, dll akan langsung tercatat, bahkan back office (finance & akunting) akan memperoleh laporan dan data yang bisa dengan mudah dan cepat tersaji.
Setelah Mr. Low dinyatakan boleh pulang, maka Dr. Good harus menyusun atau merecord ringkasan kepulangan yang mencantumkan semua treatment yang diterima oleh Mr.Low. Setelah itu, Departemen Manajemen Informasi Kesehatan menetapkan kode untuk setiap diagnosis dan prosedur yang dilakukan. Kode-kode tinilah yang digunakan oleh Departemen Penagihan untuk mengajukan klaim asuransi kepada pihak asuransi Mr. Low.
Dibandingkan dengan sistem pelayanan kesehatan yang ada di Indonesia,  mayoritas masih menggunakan sistem manual dalam pencatatan Rekam Medis Pasien. Hal ini dapat dilihat pada Permenkes No. 269/MENKES/PER/III/2008 yang menggantikan Permenkes No. 749a/MENKES/PER/XII/1989, yang menyatakan bahwa “Rekam medis harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik”. Pada ayat 2 pasal 2 dinyatakan bahwa “Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri”.
Hal yang menjadi masalah adalah hingga saat ini peraturan Rekam Medis Elektronik belum dirampungkan, sehingga dapat dimaklumi jika implementasinya belum merata bahkan hanya ada sedikit rumah sakit yang menggunakan sistem informasi, dan itupun sebagian besar berupa Semi Integrated Full System. Dalam Rapat Kerja Rekam Medik yang dilakukan pada bulan Maret 2011 oleh Direktorat Jenderal Bina Upaya Kesehatan, Kemenkes RI, dihasilkan beberapa rangkuman kerja yang salah satunya adalah pembuatan kebijakan atau adanya regulasi Rekam Medik Elektronik.
Menurut kami, apa yang harus dilakukan Indonesia adalah sama halnya dengan yang dilakukan oleh beberapa negara yang sukses dengan Electronic Medical Recordnya beberapa dekade lalu. Pemerintah harus merencanakan sistem, mempersiapkan sumber daya, menyediakan sarana prasarana, serta eksekusi kebijakan yang mengikat sehingga dapat terbentuk Sistem Rekam Medis Elektornik yang optimal. Ini juga menjadi sebuah tantangan berat untuk reformasi dunia kesehatan di Indonesia, disamping tuntutan Implementasi SJSN yang akan dilaksanakan dalam waktu dekat ini. Jika sistem informasi kesehatan tidak berjalan dengan maksimal maka dapat dipastikan SJSN akan terhambat, karena sistem pembiayaan SJSN berupa sistem KLAIM, sama halnya dengan kasus di atas. Dengan jumlah pasien rujukan yang dapat dipastikan akan meningkat tajam (saat SJSN diterapkan), apabila sistem Informasi Kesehatan (dalam hal ini Sistem Rekam Medik Elektornik) tidak siap, maka akan sulit untuk memastikan sistem berjalan lancar.
Sumber :

Rabu, 13 April 2016

Cerita rakyat bawang merah bawang putih

Pada zaman dahulu, hiduplah sebuah keluarga yang sangat bahagia. Keluarga itu mempunyai seorang anak perempuan yang sangat cantik, dan berhati lembut bernama Bawang Putih. Bawah Putih sangat sopan tingkah lakunya dan santun budi bahasanya. Orang tua bawang putih sangat mencintai anaknya yang cantik, rajin dan baik hati tersebut. Mereka memberikan pendidikan perilaku dan kasih sayang sehingga bawang putih tumbuh menjadi pribadi yang berbakti pada orang tua.
Pada suatu hari, terjadilah sebuah musibah yang menimpa keluarga bahagia tersebut. Ibu Bawang Putih meninggal dunia karena sakit. Bawang Putih dan Ayahnya sangat sedih dengan kejadian ini. Untuk menghilangkan kesedihan Bawang Putih, ayahnya menikah lagi, Istri baru ayahnya adalah seorang janda dan mempunyai seorang anak perempuan bernama Bawang Merah. Ia seusia dengan Bawah Putih.
Pada awalnya, mereka berdua sangat baik hati pada Bawang Putih. Namun, lama kelamaan Bawang Merah dan Ibunya mulai memperlihatkan sifat asli mereka. Ternyata mereka jahat dan selalu menindas Bawang Putih. Bawang Putih disuruh mengerjakan semua pekerjaan rumah. Sedangkan mereka hanya bersantai-santai. Ayah Bawang Putih sama sekali tidak mengetahui hal ini. Karena ia selalu pergi berdagang keluar kota berbulan-bulan. Jika ayahnya pulang Bawang Putih tidak berani mengadukan perbuatan Ibu dan saudara tirinya. Nasib Bawang putih benar-benar sangat malang. Setelah ibunya meninggal, kini ayahnya pun meninggal karena sakit. BawangPutih sangat sedih. Karena ia menjadi yatim piatu dan yang membuat ia sangat sedih. Bawang Putih harus tinggal bersama ibu dan saudari tirinya. Suatu hari, ibu tirinya menyuruh Bawang Putih mencuci baju di sungai. Bawang Putih pergi menuju sungai, ketika sedang mencuci. Tanpa sadar, salah satu baju ibunya hanyut terbawa arus sungai. Bawang Putih sangat panik dan takut, karena baju yang hanyut adalah baju kesayangan ibu tirinya. Bawang Putih akhirnya kembali kerumah dan melapor kepada ibu tirinya. Ibunya sangat marah, Bawang Putih sangat sedih dan ia berjalan menyusuri aliran sungai. Ia lalu bertemu dengan seorang pemburu yang sedang minum di pinggir sungai. Ia bertanya kepada pemburu itu untuk menanyakan apakah bapak itu melihat sehelai baju yang hanyut. Bapak itu memberi tahu arah baju itu hanyut, Bawang Putih berjalan menuju arah yang di tunjuk si pemburu. Namun, baju ibunya tidak juga ketemu. Bawang Putih sudah hampir menyerah karena hari sudah mulai gelap. Ketika ia akan pulang , dari kejauhan ia melihat sebuah rumah. Bawang Putih berjalankerumah itu dan mengetuk pintu rumah lalu seorang nenek membuka pintu.
Ketika Bawang Putih melihat baju itu. Ternyata benar baju itu milik ibunya.. ia sangat berterima kasih kepada nenek itu. Karena hari sudah malam, nenek itu menyuruh Bawang Putih menginap, dan bahkan tinggal di rumahnya selama lima hari.Selama tinggal dirumah nenek itu. Bawang Putih sangat rajin. Nenek sangat senang kepadanya. Pada hari kelima ketika Bawang Putih akan pulang. Nenek itu memberikan hadiah kepada Bawang Putih karena sudah membantunya bekerja membersihkan rumah.
‘’ Bawang Putih, ini ada dua buah labu. Pilihlah salah satu.’’ Kata nenek itu.
Bawang Putih memilih labu yang kecil karena ia takut tidak kuat membawa yang besar. Setelah mengucapkan terima kasih, ia langsung bergegas pulang. Setibanya ia dirumah. Bawang Putih membelah labu itu. Ia langsung terkejut karena di dalamnya berisi intan permata dan berlian sangat banyak. Ia menceritakan kejadian itu kepada ibunya sekaligus pertemuanya dengan nenek itu. Mendengar cerita Bawang Putih, ibu tirinya langsung menyuruh Bawang Merah pergi kerumah nenek itu. Sebelum Bawang Merah pergi ibunya berpesan ‘’ Bawang Merah, pilihlah labu yang sangat besar. Di dalamnya pasti akan lebih banyak intan berlian.’’ Bawang Merah pergi kerumah nenek itu tinggal dan tinggal selama lima hari. Namun, sifat Bawang Merah sangat berbeda dengan Bawang Putih. Bawang Merah sangat malas. Ia tidak pernah membantu pekerjaan nenek. Kerjaannya hanya makan dan tidur. Akhirnya karena merasa kesal, setelah lima hari nenek menyuruh Bawang Merah pulang tanpa memberi hadiah labu.
Bawang Merah bertanya dengan ketus. ‘’ Hei nenek tua, bukankan seharusnya engkau memberiku labu?’’
Nenek itu kemudian memberikan labu yang besar kepada Bawang Merah. Maka tanpa mengucapkan terima kasih, Bawang Merah langsung bergegas pulang. Ia sangat senang karena mendapatkan labu yang lebih besar dari Bawang Putih.Setelah sampai dirumah, Bawang merah dan ibunya segera mengusir Bawang putih dari rumah. Tidak lupa mereka mengunci pintu dan jendela dari dalam. Hal ini agar tidak ada orang lain yang tahu isi dari labi besar yang dibawa Bawang Merah. Bersama ibunya, ia langsung membelah labu besar itu. Dan tebayang dalam benak mereka intan permata yang berlimpah. Namun ternyata, yang keluar dari labu tersebut bukanlahh intan permata seperti yang meraka bayangkan. Melainkan ratusan dan puluhan kelabang, kalajengking dan ular berbisa. Ratusan ekor binatang berbisa itu menyerang ibu dan Bawang Merah. Mereka pun mati digigit oleh binatang-binatang berbisa itu akibat terlalu tamak. Setelah kematian ibu dan saudara tirinya. Bawang putih hidup sebatang kara. Walaupun demikian, karena Bawang Putih anak yang rajin dan baik, dia sangat disayangi oleh masyarakat disekitarnya. Dia pun dapat hidup bahagia.
Notes Cerita rakyat adalah sebagian kekayaan budaya dan sejarah yang dimiliki Bangsa Indonesia. Pada umumnya, cerita rakyat mengisahkan tentang suatu kejadian di suatu tempat atau asal muasal suatu tempat. Tokoh-tokoh yang dimunculkan dalam cerita rakyat umumnya diwujudkan dalam bentuk binatang, manusia maupun dewa. Fungsi Cerita rakyat selain sebagai hiburan juga bisa dijadikan suri tauladan terutama cerita rakyat yang mengandung pesan-pesan pendidikan moral. Banyak yang tidak menyadari kalo negeri kita tercinta ini mempunyai banyak Cerita Rakyat Indonesia yang belum kita dengar, bisa dimaklumi karena cerita rakyat menyebar dari mulut – ke mulut yang diwariskan secara turun – temurun. Namun sekarang banyak Cerita rakyat yang ditulis dan dipublikasikan sehingga cerita rakyat Indonesia bisa dijaga dan tidak sampai hilang dan punah.