Selasa, 22 Oktober 2013

KEBUDAYAAN MONGOLIA

Mongol atau Mongolia, sebuah negara yang berbatasan langsung dengan Rusia dan Cina ini memiliki luas daerah 1.566.500 km2. Kebudayaan Mongol sangat dipengaruhi oleh cara hidup para Nomaden Mongol. Kebudayaan Mongol juga dipengaruhi oleh bangsa Tibet, Tibetan Buddhism, Cina dan Rusia. Sejak abad ke-20, kultur Eropa mulai mempengaruhi Mongol melalui Rusia. Masyarakat Nomaden Mongol pun banyak berperan dalam hal seni rupa di Mongol.
Kekaisaran Mongolia adalah kekaisaran kedua terbesar dalam sejarah dunia, dan hanya dikalahkan oleh Imperium Britania , menguasai sekitar 33 juta km² pada puncak kejayaannya, dengan perkiraan penduduk sebanyak di atas 100 juta orang dan menjadi yang paling kuat di antara semua kekaisaran abad pertengahan.



Sebuah Festival atau perayaan pun ikut mewarnai kebuadayaan suatu negara. Di Mongol ada beberapa perayaan besar yang diadakan tiap tahunnya yaitu Naadams Festival, Naadams sendiri artinya adalah Permainan. Festival ini terdiri dari beberapa rangkaian perlombaan, yaitu kompetisi panahan, pacuan kuda dan pertandingan gulat. Festival ini biasa diadakan pada 11-13 Juli setiap tahunnya di Ulan Bator.
Ada permainan tradisional di Mongolia, yaitu Muushig. Muushig adalah sebuah permainan kartu tradisional yang kini sudah hilang. Orang Mongol juga biasamenggunakan sendi tulang domba untuk memainkan sebuah permainan, biasanya tulai itu digunakan sebagai dadu atau token. Permainan lainnya yang juga unik yaitu Morra seperti permainan “Gunting, Batu, Kertas”.
Festival lainnya yaitu perayaan Tsagaan Sar atau Festival Bulan Putih, perayaan ini setara dengan perayaan Tahun Bari Cina dan biasanya jatuh pada bulan Januari atau Februari tiap tahunnya. Pada perayaan ini, biasanya orang-orang akan saling mengunjungi dan bertukar hadiah, biasanya Khadags, dan juga acara makan Buuz dalam jumlah yang banyak.


Sebuah festival juga tentu tidak mungkin terlepas dari musik dan makanan.
Makanan orang-orang Mongol kebanyakan berbasis daging dan produk olahan susu dengan berbagai variasi berbeda di tiap daerahnya. Mutton atau daging kambing adalah yang paling banyak dikonsumsi, di beberapa daerah di bagian Mongol selatan, orang-orang lebih sering mengonsumsi daging unta karea wilayah yang sangat berdekatan dengan Gurun Gobi, dan orang-orang di daerah pegunungan di bagian utara Mongol, lebih sering mengonsumsi daging sapi termasuk yak.
Produk-produk susunya sendiri kebanyakan dibuat dari susu kuda yang dinamakan Airag, dan ada juga beberapa produk krim kental yang terbuat dari susu sapi, yak dan unta.
Hidangan popular lainnya dari Mongol yaitu Buuz (sejenis pangsit daging), Khuushuur (Pastry atau kue daging), Khorkhog (Sup daging) yang biasa dihidangkan khusus untuk tamu, dan juga Boortsog (Biaskuit manis). Sedangkan makanan utama orang-orang Mongol lebih dikenal dengan sebutan Mongolia Barbeque.
Sayuran sendiri baru mulai popular di Mongol sejak paruh kedua abad ke-20 dan Mongol pun menyediakan sayuran secara impor.



Kepribadian dan kebudayaan suatu bangsa juga terpresentasikan di dalam pakaian tradisional bangsa itu sendiri, begitu pula dengan bangsa Mongol. Pakaian tradisional Mongol sendiri banyak berubahsejak jaman kekaisaran karena menyesuaikan dengan kondisi di padang pasir dan juga pola hidup orang Mongol yang nomaden. Ada beberapa perbedaan antara pakaian adat Mongol tradisional dengan pakaian adat Mongol modern.
Deel atau Kaftan, adalah pakaian tradisional Mongol yang dikenakan sehari-hari ataupun hari-hari khusus. Deel adalah pakain longgar panjang berlengan, memiliki kerah tinggi dan banyak aksen kain menumpuk di bagian depan. Deel dipadukan dengan selendang yang diikatkan di bagian pinggang (seperti Obi di Jepang). Sedangkan Deel modern lebih memiliki variasi jahitan dekoratif, kerah yang lebih pendek dan terkadang lebih memiliki ornamen khas Mandarin. Panjang dari Deel sendiri hanya ¾ bagian panjang kaki, sehingga orang Mongol juga memadukannya dengan celana panjang longgar, terkadang para wanita memadukannya dengan rok panjang.
Lukisan orang-orang Mongol dari sumber di Persia dan Cina menggambarkan, para pria dan wanita Mongol senang mengepang rambut mereka.Para wanita Mongol mengepang Rambut mereka dengan cara membagi rambut menjadi dua ikat seperti ekor kuda dan kemudian membuat tiga kepangan di tiap ikatan. Ujung kepangan-kepangan itu akan digulung dan disisipkan di bagian sisi kepala dibelakang telinga. Sedangkan para pria juga mencukur habis bagian depan dan samping rambut mereka dan menyisakan rambut panjang dibelakang untuk dikepang.
Setiap kelompok etnis di Mongol memiliki desain deel dengan keunikannya masing-masing. Hal ini terlihat dari model potongan deel, warna dan juga aksen-aksen di deel tersebut.
Sebelum masa revolusi, orang Mongol dengan strata sosial tertentu memiliki cara berpakaiannya sendiri. Pada masa itu, kelompok peternak mengenakan deel polos yang mereka pakai di musim dingin dan panas. Para pemimpin agama mengenakan deel berwarna kuning dengan jubah atau Khimj yang dipakai menyelempang di bagian pundak. Dan para bangsawan mengenakan deel yang dipadukan dengan topi dan rompi dari sutra.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar